Filsafat Abad Modern
Ciri pemikiran filsafat modern:
1. Rationalisme
2. Subyektivisme atau individualism
3. Lepas dari pengaruh agama
4. Humanisme (memanusiakan manusia)
Renaissance
Istilah “Renaissance” berasal dari bahasa Prancis yang berarti kebangkitan kembali. Menunjukkan periode kebangkitan intelektual, khususnya di Eropa. Tokoh rasionalisme pada masa ini adalah Rene Descrates. Ciri Renaissance adalah menghidupkan kembali rasionalisme Yunani, individualisme, humanisme, lepas dari pengaruh agama.
Empirisme
Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan bersumber dari pengalaman inderawi (panca indera). Tokoh utama Aliran Empirisme adalah Francos Bacon, ia berpendapat pengetahuan harus dicapai dengan induksi, yaitu memperhatikan yang kongkrit dan mengelompokkan. Selanjutnya Thomas Hobbes berpendapat pengalaman inderawi sebagai permulaan segala pengenalan.
Rasionalisme
Aliran ini mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh
dengan cara berpikir. Aliran ini mementingkan rasio. Dalam rasio terdapat
ide-ide. Dalam memahami aliran ini harus memperhatikan dua masalah utama, yaitu
masalah substansi dan masalah hubungan antara jiwa dan tubuh. Pelopor aliran
ini adalah Rene Descartes. Ia menegaskan metode bagi semua pengetahuan yaitu
dengan menyangsikan segalanya. Cagito Ergo Sum, aku berfikir maka aku ada.
Kemunculan rasionalisme menandakan lahirnya humanisme. Tokoh kedua
adalah Spinoza, berpendapat semua bisa dijelaskan dengan ratio termasuk adanya
Tuhan. Pengertian substansi = Tuhan = alam. Ajaran tersebut dikatakan Pantheistis.
Tokoh selanjutnya adalah Gottfied Wilhelm von Leibniz, berpendapat bahwa
substansi adalah hidup, dan setiap sesuatu terjadi untuk satu tujuan, dengan
kata lain “sesuatu harus mempunyai alasan”
Idealisme
Mengajarkan hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami
dengan jiwa dan roh. Aliran ini berpendapat bahwa objek pengetahuan yang
sebenarnya adalah ide. Tokoh aliran ini adalah Plato, menurutnya dunia idea
sifatnya tetap, sedangkan dunia ini sifatnya berubah.
Positivisme
Positivisme berpangkal dari fakta yang positif. Tokoh
utamanya adalah August Comte, berpendapat bahwa indera sangat penting dalam
memperoleh pengetahuan, tapi harus diperkuat dengan eksperimen.
Tiga tahap perkembangan pemikiran manusia menurut August Comte:
1. Tahap Teologis: manusia percaya bahwa di belakang gejala-gejala alam terdapat kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gejala-gejala tersebut.
a) Animisme: benda-benda dianggap berjiwa. Misal percaya pada keris.
b) Politeisme: manusia percaya pada banyak dewa. Misal dewa hujan, dewa cinta, dll.
c) Monoteisme: manusia percaya pada satu Allah sebagai Yang Maha Kuasa.
2. Tahap Metafisis: kekuatan adikodrati diganti dengan ketentuan abstrak atau konsep-konsep.
3. Tahap Positivis: orang berusaha mendapatkan hukum dari fakta yang diperoleh dari pengamatan dan akalnya.
Pragmatisme
Kriteria kebenaran sesuatu ialah apakah sesuatu itu
memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. William James mengatakan tiada
kebenaran yang mutlak, berlaku umum, yang bersifat tetap yang berdiri sendiri
lepas dari akal yang mengenal. Ia juga mengatakan bahwa nilai konsep atau
pertimbangan bergantung pada akibatnya. Lalu John Dewey menyatakan bahwa tugas
filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata. Oleh karena itu,
filsafat harus berpijak pada pengalaman dan mengolahnya secara kritis.
Komentar
Posting Komentar